Minggu, 01 September 2013

Penetapan Kadar Eugenol Dalam Minyak Cengkeh

1.       Tujuan Percobaan
Untuk mengetahui kadar eugenol yang terdapat dalam suatu sampel  (minyak cengkeh).


2.       Dasar Prinsip
Eugenol sebagai molekul terpen dalam sampel asam lemak/minyak (saponifikasi), akar terpisah dari campuran dan dapat ditentukan kadar eugenolnya.


3.       Landasan Teori
Minyak cengkeh adalah salah satu jenis dari minyak atsiri yang terdapat di Indonesia, terutama di propinsi Jawa Tengah seperti kabupaten Tegal, Banyumas, Salatiga, Solo dan sekitarnya.
Ada 3 tipe cengkeh yang dibudidayakan di Indonesia yaitu siputih, sikotok dan zanzibar, yang dibedakan dari ciri-ciri pada pucuk, cabang muda, daun, ranting, bunga, percabangan atau bentuk mahkota pohon. Pengolahan cengkeh dilakukan dengan cara ekstraksi. Ekstraksi minyak dilakukan pada bagian bunga, tangkai bunga dan daunnya. Dari ketiga bagian tersebut yang paling ekonomis adalah ekstrak bagian daunnya. Oleh karena itu jenis minyak cengkeh yang umum diperjualbelikan adalah minyak daun cengkeh (clove leaf oil).
Minyak daun cengkeh hasil penyulingan dari petani mempunyai kadar eugenol berkisar antara 70-80%, sedangkan untuk industri dibutuhkan minyak dengan kadar eugenol paling rendah 90%. Oleh karena itu diperlukan proses lebih lanjut yang dapat mengisolasi eugenol dari minyak cengkeh. Peningkatan kualitas dan kuantitas MDC petani dilakukan melalui modifikasi dan pengembangan proses produksinya, sehingga diharapkan akan mampu meningkatkan daya saing produk minyak daun cengkeh Indonesia yang pada gilirannya akan meningkatkan pendapatan para petani cengkeh, menambah pendapatan daerah serta dapat meningkatkan devisa negara. Komponen utama minyak cengkeh adalah terpena dan turunannya. Komponen inilah yang penting dalam kegiatan industri seperti dalam parfum, flavor, obat-obatan, cat, plastik dan lain-lain. Terpena yang ada dalam minyak cengkeh adalah eugenol, eugenol asetat dan caryophylene. Ketiga senyawa tersebut merupakan komponen utama penyusun minyak cengkeh dengan kandungan total mencapai 99% dari minyak atsiri yang dikandungnya.
Minyak Atsiri merupakan suatu minyak yang mudah menguap (volatile oil) biasanya terdiri dari senyawa organik yang bergugus alkohol, aldehid, keton dan berantai pendek. Minyak atsiri dapat diperoleh dari penyulingan akar, batang, daun, bunga, maupun biji tumbuhan, selain itu diperoleh juga terpen yang merupakan senyawaan hidrokarbon yang bersifat tidak larut dalam air dan tidak dapat disabunkan. Beberapa contoh minyak atsiri yaitu minyak cengkeh, minyak sereh, minyak kayu putih, minyak lawang dan dan lain-lain.
Minyak atsiri yang dihasilkan dari tumbuh-tumbuhan cengkeh. Sebagian besar Eugenol. Eugenol termasuk golongan Fenol, sehingga dapat disabunkan oleh NaOH membentuk garam. Natrium eugenolat yang larut dalam air. Dengan melakukan penyabunan minyak cengkeh pada alat labu Cassia yang berskala pada lehernya, karena terpen tidak dapat disabunkan dan tidak larut dalam air, maka volume terpen bisa diketahui. Volume minyak eugenol dapat diketahui dari selisih anatara volume minyak cengkeh dikurangi volume terpen.
Eugenol (C10H12O2), merupakan turunan guaiakol yang mendapat tambahan rantai alil, dikenal dengan nama IUPAC 2-metoksi-4-(2-propenil)fenol. Ia dapat dikelompokkan dalam keluarga alilbenzena dari senyawa-senyaw fenol. Warnanya bening hingga kuning pucat, kental seperti minyak. Sumber alaminya dari minyak cengkeh. Terdapat pula pada pala, kulit manis, dan salam. Eugenol sedikit larut dalam air namun mudah larut pada pelarut organik. Aromanya menyegarkan dan pedas seperti bunga cengkeh kering, sehingga sering menjadi komponen untuk menyegarkan mulut. Penggunaan Senyawa ini dipakai dalam industry parfum, penyedap, minyak atsiri, dan farmasi sebagai penyuci hama dan pembius lokal. Ia juga mengjadi komponen utama dalam rokok kretek. Dalam industri, eugenol dapat dipakai untuk membuat vanilin. Campuran eugenol dengan seng oksida (ZnO) dipakai dalam kedokteran gigi untuk aplikasi restorasi (prostodontika). Turunan-turunan eugenol dimanfaatkan dalam industri parfum dan penyedap pula. Metil eugenol digunakan sebagai atraktan. Lalat buah  jantan terpikat oleh metil eugenol karena senyawa ini adalah feromon seks yang dikeluarkan oleh betina. Selain itu, beberapa bunga  juga melepaskan metal eugenol ke udara untuk memikat lalat buah menghampirinya dan membantu penyerbukan. Turunan lainnya dipakai sebagai penyerap UV, analgesika, biosida, dan antiseptika. Pemanfaatan lainnya adalah sebagai stabilisator dan nantioksidan dalam pembuatan plastic dan karet.

Kontraindikasi
Overdosis eugenol menyebabkan gangguan yang disebabkan oleh darah seperti diare, nausea, ketidaksadaran, pusing, atau meningkatnya denyut jantung. Terdapat alergi yang disebabkan oleh eugenol.


4.       Alat dan Bahan
·         Alat
Ø  Pipet volume
Ø  Labu cassia
Ø  Gelas ukur
Ø  Waterbath
Ø  Timer
·         Bahan
Ø  Minyak cengkeh
Ø  NaOH 1 N

5.       Cara kerja
·         Dipipet 10 ml minyak cengkeh
·         Dimasukkan ke dalam labu Cassia 100 ml
·         Ditambahkan 35 ml NaOH 1 N, lalu dkocok selama 5 menit
·         Dipanaskan di atas penangas air selama 10 menit hingga terpisah (penyabunan berlangsung sempurna)
·         Ditambahkan lagi NaOH 1 N sampai permukaan cairan berada pada skala labu Cassia
·         Didiamkan selama 30 menit
·         Dibaca volume terpen


6.       Hasil pengamatan
·         Volume terpen                                 :  2,3 ml
·         Volume minyak                                :  10 ml

7.       Hasil perhitungan
Kadar Eugenol : Volume Terpen   x 100%
                              Volume sampel
                                 :  2,3 ml   x 100%
                                     10,0 ml
                                  : 23%


8.       Reaksi



9.       Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, diperoleh hasil perhitungan bahwa kadar eugenol dalam minyak cengkeh adalah 23%

                Referensi



Tidak ada komentar:

Posting Komentar